Kamis, 14 Juli 2011

Mencintaimu dengan Sederhana, Hanya Sederhana


Bukan puisi yang aku rangkai untuk menyatakan indahnya rasaku padamu.
Bukan sikap yang senantiasa halus dan setuju dengan setiap yang kamu katakan dan kamu lakukan.
Bukan pula dengan sikap selalu mengatakan iya dengan apa yang kamu minta, atau mengulum senyum di setiap langkah yang kamu tempuh.
Mungkin dengan pembawaanku yang tegas dan keras yang membuatmu segan mendekat.
Mungkin dengan terlalu serius dan kaku ekspresiku membuatmu enggan menghampiri hatiku.
Kekurangpedulian yang mungkin tampak dari diriku yang membuatmu semakin menjauh.
Atau karena banyaknya permintaanmu yang selalu aku anggap sebagai rengekan kegalauan hingga selalu kucari alasan untuk mengatakan tidak.
Atau waktu yang selama ini seolah tak pernah aku luangkan untukmu
Jika kau mau, lihat sedikit lebih dalam ke diriku
Aku sediakan pundak untukmu bersandar dalam kelelahan,
Aku berikan telinga tanpa bayar untuk mendengar keluhanmu
Mendengar ceritamu, baik dikala kau bahagia atau bersedih
mendengar mimpi yang kau ucap, apa yang menghambat
Aku bersedia menangis bersamamu, meluapkan segala rasa yang menyesakkan
Tulus aku coba untuk menerimanya

Mungkin solusi yang kau harapkan belum bisa aku berikan,
ketahuilah bahwa ingin rasanya aku bisa menyelesaikan setiap masalah yang menimpamu
dengan ilmuku, pengalamanku, dengan saran dariku
Tapi aku, aku pun punya sakit dari luka yang dalam
yang selalu aku coba untuk menutupnya rapat-rapat
Kemudian aku refleksikan, jika aku beri nasihat padamu,
Aku malu, malu sekali
kemunafikan apa lagi yang aku lakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar