Kamis, 14 Juli 2011

Pesan Untuk Kalian Semua




Buat yang tercinta teman-temanku aksel SMANSA SKH angkatan 5, Sang Pengejar Matahariku dan Sobat baruku, Pelangi Jakarta, kalian harus denger ceritaku hari ini (maksa ya?? Enggak kaann? hehe)

Sang Pengejar Matahari-ku (Pelangi Jakarta baca dulu aja yaa n stay cool ^_^), aku kangeenn banget sama kalian, jika diingat lagi, tiap detik dengan kalian bertujuhbelas membuat perasaan bercampur menjadi satu. Kadang senang, bosan, sedih, ajaib kan kita??.

Dan sekarang, kalau diibaratkan busur panah, awalnya kita ditarik menuju satu titik pangkal kemudian dari titik pangkal itu kita melesat ke segala arah. Arahku dan arah tiap-tiap kalian yang berbeda, ke penjuru mata angin akhirnya kita berpisah (untuk sesaat).

Mengenai kesepakatan itu, jika tak mau dibilang janji, bahwa kelak kita akan dipertemukan di masa kita berada di puncak kesuksesan. Semoga bisa segera terwujud yaa.. Dengan cita-cita masing-masing kita, yang memberi manfaat bagi sesama, sukses lahir dan batin yang ga cuma sukses materi aja tentunya.. Itulah tujuan bersama kita, yang semakin memperjelas bahwa kita tidak pernah berpisah. Mengutip pernyataan teman. awal bertemunya kita bukanlah kebetulan melainkan ada maksud dan kehendak baik dari Allah sehingga membuat kita bertemu, pasti ada yang spesial. Sudah menemukan? Jika belum, yuk cari apa yang spesial dari pertemuan kita itu ;-)
Ya, pertemuan kita, jika kata salah seorang teman, masing-masing kita membawa seuntai benang, warna-warni, ada yang merah, hijau, ungu, cokelat, kuning, warna kita saat itu. Kemudian kita mulai merajut, dan perpisahan ini, kalian yang di Surabaya, Semarang, Jogja, Solo, Jakarta, merupakan sebuah fase merajut kita, inilah fase dimana rajutan kita akan mulai menampakkan keindahannya, banyaknya motif baru, karena pengalaman yang bertambah, wawasan yang semakin luas, karena semakin tahunya kita akan nikmat Tuhan. Dan rajutan benang kita, yang kita awali bersama akan nampak pada hari itu, dimana kita akan bertemu nanti, apakah indah atau ada cacat.

Kemudian teringat akan kapsul waktu itu, bahkan sampai sekarang deg-degan sekali aku jika teringat rencana kita untuk membukanya. Semoga Allah masih memberi waktu bagi kita sampai hari itu. Meski lupa apa yang aku tuliskan, dan mungkin demikian halnya dengan kalian, aku yakin pasti ada hal spesial, ada doa spesial yang kalian goreskan di lembaran kertas itu. Terlebih jika mengingat proses kita membuatnya, siang itu, di rumah bernuansa Joglo Jawa itu (rumah siapa ya??) dengan seragam kotak-kotak putih itu dan dengan semua dokumentasi kala itu. ah, membuat butiran air mata saja hal itu, sungguh aku merindukannya.

Sang pengejar matahari, aku yakin kalian tak akan pernah bosan memandang album kita selama dua tahun bersama, berdelapanbelas dalam incubator akselerasi yang semoga membuat kita banyak belajar, banyak merefleksi diri, apa kekurangan yang seharusnya kita perbaiki dan apa kelebihan yang harus kita tingkatkan. Berdelapanbelas dengan berbagai rasa di dalamnya, bahkan mungkin nano-nano pun tak cukup merepresentasikan kita. Ga cukup manis, asam, asin aja kan. Seorang guru disini berkata, dalam menerima orang lain kita harus menerimanya satu paket, dengan baiknya, buruknya, kelebihan dan kekurangannya. Dan Kita bisa menerima masing-masing kita dengan berbegai komponen penyusunnya bukan? Di satu hari itu, buka-bukaan rahasia antara kita (atau kalian ya tepatnya? Hehe)

Satu ceritaku hari ini, aku merasa Allah begitu sayang padaku. Di saat harus berpisah sementara dengan kalian, yang untuk bertemu muka pun mungkin hanya bisa setiap semester sekali dan itupun tidak semua dari kalian. Allah sengaja membuatku untuk tak pernah bisa sedetikpun melupakan kalian. Aku perkenalkan bahwa aku punya sahabat-sahabat yang jika aku melihat mereka seolah aku berada di antara kalian. Di sini aku punya Pelangi Jakarta. Bukan membandingkan, hanya ingin memperkenalkan, hanya ingin bercerita, bukan juga memayakan keberadaan teman-teman yang sekarang bersamaku, bukan menyemukan mana Sang Pengejar Matahari serta mana Pelangi Jakarta, karena bagaimanapun kalian berbeda ruang saat ini, berpisah jarak dan memang Sang Pengejar Matahari bukanlah Pelangi Jakarta ataupun sebaliknya(ribet yach??).

Pelangi Jakartaku yang luar biasa, catatan menjelang satu tahun bersama (meski nama pun baru tercetus beberapa hari lalu) telah mengisi ruang terdalamku dengan apa yang dinamakan keikhlasan, tanggung jawab, idealisme, persaudaraan, kasih sayang yang penuh dengan dinamika. Kita datang dengan warna kita masing-masing, dari budaya, bahasa, karakter masing-masing, kini berada bersama dalam satu naungan bersama. Meski awalnya kita dipaksa untuk bersama tapi kita sendiri jugalah yang memilih untuk bersama, ya kan?(kalau bingung bisa ditanyakan kok ^_^). Aku perkenalkan pada kalian tentang Sang Pengejar Matahariku, yang jika bersama kalian, kenapa yaa, piringan hitam di otakku berputar, terbesit momen-momen di ratusan hari yang lalu yang serupa dengan apa yang aku rasakan saat duduk dan berbincang dengan kalian.

Pelangi Jakartaku yang hebat, yah tidak masalah kan jika kalian tahu tentang sedikit celah di masa laluku, sedikit tahu tentang kenangan terindah di hari kemarinku, tentang orang-orang hebat yang menemaniku di hari-hari yang lalu?
Karena aku percaya akan ketulusan hati kalian, akan prasangka baik yang selalu kalian coba untuk tanamkan dalam diri kalian, sehingga aku memutuskan merangkai kalimat demi kalimat di sela waktuku ini, untuk berbagi, untuk semakin memperkuat usahaku bahwa memang benar, aku hanya ingin bisa dekat dengan kalian, aku ingin mempunyai teman, aku ingin keberadaanku memberi warna yang bisa memperindah hari-hari kalian.
Terimakasih atas kesempatan yang kalian beri untukku menjadi bagian dari fase kehidupan kalian. Fase perjuangan dalam meraih mimpi yang kalian gantungkan. Terimakasih telah membuatku banyak belajar, tentang kehidupan, tentang cita-cita, tentang usaha, tentang optimisme, tentang berbagi, tentang empati, tentang saling memahami, tentang bagaimana menurunkan ego, tentang tanggungjawab yang harus dipikul bersama, tentang instrospeksi diri, tentang merendahkan hati, tentang sesuatu yang baru aku kenal maknanya akhir-akhir ini, tentang ukhuwah.
Dan semoga Allah masih berkenan memberikan kesempatan bagiku untuk banyak belajar dari apa yang ada di sekitarku, dari kalian di esok, lusa dan seterusnya. Untuk menyambut hari dimana aku akan bertemu dengan Sang Pengejar Matahariku dan memperkenalkannya secara langsung dengan kalian. Bersama mewujudkan tujuan memberi manfaat bagi semesta.

Sungguh ini bukan ungkapan kegalauan sesaat, bukan omong kosong yang tak bermakna, bukan hasil dari kegundahan hati, semoga bukan suatu ungkapan yang sia-sia, dan tentunya bukan secara kebetulan aku menulis ini. Tapi inilah hasil dari proses belajar, sebuah pemikiran, dari pengalaman dan pemvisualisasian dari apa yang dinamakan rasa. Aku mempunyai sesuatu berharga dalam hidupku, Sang Pengejar Matahari-ku dan Pelangi Jakarta-ku. Yang membuatku tak punya alasan untuk tidak bersyukur atas nikmat dan karunia-Nya.

Pelangi Jakarta dan Sang pengejar Matahari, Aku adalah aku yang dengan caraku sendiri ingin menjadi lebih baik (sering sekali aku mengucapkannya). Mohon maaf atas setiap detik yang berlalu dengan penuh kesalahan yang aku perbuat, mohon bimbing dengan kritik dan teladan yang baik. Semoga Allah menjaga persaudaraan kita dan mempertemukan kelak di tempat terindah-Nya.


1 komentar: