Minggu, 12 Agustus 2012

Malam Pemberhentian



Yang Terhebat Seluruh Dunia, kisah ini hanyalah sepersekian puluh dari puzzle kehidupanku, ya hanya sepersekianpuluh bagian dari semua cerita mengenai perjuangan, cinta, cita, asa dan segala hal yang menempaku sampai detik ini.
Halaman perhalaman aku tadaburi kembali, tulisan itu, kembali rasa sesak itu membuncah dalam dada

Aku pun manyadari bahwa semua euforia itu membuatku lalai, sungguh terlena, menyia-nyiakan waktu dua tahun kemarin dengan berbagai kesibukan yang aku lebih sering merasakan kecewanya daripada puasnya. Dua tahun disorientasi tanpa rancangan masa depan yang kokoh, dua tahun yang masih penuh dengan kejahiliyahan, kemunafikan. Dua tahun yang lebih sering aku lewati hanya karena prestige, bukan karena Allah, dua tahun yang sering membuatku terhenti di persimpangan jalan, dalam keputusasaan, dalam kebosanan, dalam keletihan, dalam kepayahan, dalam hati yang berduka.

Aku malu pada diriku sendiri, malu pada orang tuaku, pada adik-adikku, malu pada Etos, pada teman-teman,  yang terdalam malu pada Allah, malu atas tabiatku kemarin, malu atas semua kesia-siaan waktu itu

Pengembaraan dua tahun kemarin, pencarian makna hidup dua tahun kemarin. Dua tahun yang membuatku kini berhenti sejenak, memikirkan semua, membuka lembar demi lembar memori yang tersimpan dalam kognitif, membenah skema yang telah lama terbentuk, paradigma, pola pikir, kabiasaan.
Hingga akupun kembali teringat untuk apa perjuanganku, yang kala itu senantiasa terucap dalam tiap kidung doa, terpatri dalam sanubari,
“Ibu, apapun yang terjadi aku akan membuktikan bahwa suatu hari aku akan mampu membuatmu tersenyum bangga melihatku, akulah hasil didikan terbaikmu, sebuah pelajaran hidup yang tidak akan aku peroleh di bangku sekolah manapun. Allah pasti akan membalas kerelaanmu bangun tiap pukul satu dini hari sampai istirahat kembali pukul sepuluh malam demi anak-anakmu, Allah akan memberikan suatu hadiah spesial untukmu Ibu, yang tak ternilai oleh dunia dan seisinya, dan aku akan berjuang untuk membuat bangun pagimu dan seluruh perjuanganmu tidak sia-sia, Bu"

Malam ini aku luruskan semuanya, semua mimpi, semua cita, semua perealisasian rencana, semua kegigihan. Dan ketika lingkungan mendidikku hingga mengenal-Nya, sungguh semua perjuanganku, proposal hidupku aku mintakan persetujuan kepada-Nya, semua hasratku mambahagiakan ibu, semua mimpiki untuk menjadi bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang.

Aku mintakan persetujuan proposal hidupku pada Allah, jika mimpiku ini Engkau ridhoi, memberi kemuliaan dan kebermanfaatan untukku, ibuku dan smeua orang disekitarku, maka kuatkan aku untuk membuatnya menjadi nyata. Namun jika ini justru membuatku menjadi hina dina, maka beri petunjuk-Mu untukku.

Esok permulaan yang baru, setelah proses refleksi dan muhassabah yang panjang, setelah proses me-recharge energi yang sudah lebih dari cukup, saatnya pembuktian itu. Untuk Allah, untuk Ibu, Untuk Ayah, Untuk Clara, Untuk Soqifah, Untuk Cholis, Untuk Zuhri, Untuk Syifa, Untuk Sang Pengejar Matahari, Untuk Pelangi  Jakarta, Untuk Etos  Jakarta, Untuk Etos Nusantara, Untuk segenap manajemen Etos, Untuk Dompet Dhuafa, Untuk para muzakki, Untuk Psikologi, Untuk UI, Untuk Sukoharjo, Untuk Depok, Untuk Indonesia. Sungguh sebenarnya aku harus bertanggungjawab atas semua itu..

2 komentar:

  1. Assalamu'alaykum..
    fist i want to say, ur blogger template is so wonderful ren.. Suka banget, subhanallah.. ^^

    second, kenapa diberi judul malam pemberhentian? do u mean hibernasi sejenak, or call a muhasabah? :))

    Ren, semangat untuk give ur best ya..^^ banyak orang yang mendo'akanmu sayang, InsyaAllah lewat itu akan membantumu lebih kuat... :)
    Reni hebat banget, InsyaAllah akan menginspirasi orang-orang hebat lainnya...^^

    BalasHapus
  2. hehe,, waalaykumsalamwrwb
    Ulfaa
    maksudnya muhasabah sih, hehe

    Ulfa,aamiin, terikasih krna masih mau mendoakan (lhoh?)
    saling mendoakan yaa, biar kita sama2 kuat, hehe

    pokoknya salut banget sama Ulfa

    BalasHapus