Kamis, 02 Agustus 2012

Ramadhan Unik

hei, ramadhan
selain banyak orang yang mendadak rajin tilawah (alhamdulillah), masjid-masjid yang selalu hangat karena anak-anak tadarus sampai pagi, bedug sahur yang meriah, ngabuburit yang bikin suasana sore begitu damai, terkadang dengan suara mercon yang bikin deg-degan, atau kembang api yang indah, nyari buka puasa di masjid kampus yang ngangenin, segala hal tentang ramadhan memang selalu indah (kecuali mercon tapi yaa -_-")
satu lagi suasana ramadhan yang unik adalah jeng jeng jeng,,,,, kerumunan anak-anak SD di setiap mushola buat minta tanda tangan penceramah ba'da tarawih..

buku kegiatan bulan ramadhan, mengingat-ingat 6 tahun lalu kalo nggak salah berisi checklist sholat baik itu sholat wajib maupun sholat sunah, dilaksanakan munfarid ataupun berjamaah, catatan kultum sholat subuh dan ceramah sholat jumat juga catatan ceramah tarawih yang berisi judul dan rangkuman ceramah serta tandatangan penceramah.
Dari awal ramadhan hampir semua mushola menjadi sangat ramai (selain emang ada seleksi alam jamaah tarawih) juga diramaikan oleh kicauan anak-anak yang (biasanya) lebih banyak main-mainnya daripada sholatnya, hehe (*biasa anak-anak --> ungkapan biasa yang seharusnya tidak dibiasakan :P)
Buku kegiatan ramadhan, mungkin dimaksudkan untuk memantau kegiatan siswa selama bulan ramadhan, keaktifannya ketika mengikuti berbagai rangkaian ramadhan yang spesial, berlomba-lomba untuk segera mendapatkan tandatangan penceramah sampai-sampai sholat witir belum elar udah pada stay tune di deretan terakhir jamaah ikhwan, berisik (anak-anak selalu gitu ya? perasaan saya dulu enggak :D)
Secara tujuan baguslah buku kegiatan bulan ramadhan tapi secara praktek? yaa sekali lagi disparitas das sein dan das solen. sering banget ya saya membahas tentang gap antara idealita dan realita? tapi nggak apa-apalah.. sekali lagi mungkin akan dianggap, biasalah anak-anak. tapii nggak baik juga kan membiasakan mereka ambil jalan pintas. maksudnya apa nih? nah jadi gini, ini berdasarkan yang terjadi di daerah tempat saya tinggal, plus pengalaman ketika saya masih kecil, anak-anak yang katanya generasi penerus bangsa itu kebanyakan (meski nggak semua) banyak main-mainnya, tidak mendengarkan penceramah, trus judul serta isi kultum tinggal nyontek. belum lagi si anak udah pergi entah kemana, si buku dititipin sama temen, esok hari ketemuan buat ngambil, atau memaksa kakak/ibu untuk memberikan bocoran isi kultum.
gimana yaa?? yaah mungkin iya bisa dimaklumi sebagai kenakalan anak-anak yang mana ketika mereka beranjak dewasa bisa berpikir, tapii,, nggak bisa disalahkan juga kan kalau kita bilang pendidikan terbaik itu ya sejak dini. bisakah kita kategorikan dengan adanya sikap-sikap seperti itu merupakan penanaman dan pembiasaan tin dakan curang?
yah sekali lagi, peran orang tua sebagai pengendali anak diperlukan dalam hal ini,. nasihat, nasihat dan terus dinasihati, mana yang baik dan mana yang buruk.
karena orang tua adalah yang bertanggungjawab atas anak-anaknya.
#semangat membina :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar