Kamis, 06 Desember 2012

Sendu Sayu Semu


Lengang senja jingga gelap pojok kota
Teralienasi dari ramai, gaduh, sibuk
pelik penuh intriknya jantung peradaban
Menyepi di tengah kenyataan tak dikehendaki
Melarikan diri mendistorsi takdir manusia tertolak
Dalam buaian kabut alam pekat menawan
Di antara rinai gerimis menyemburat magis

Serambi saung reyot kemudian memproyeksi cerita
Tentang renjana, tentang keterasingan
Sesosok rapuh menekur menggigil
Takut-takut mempertanyakan takdir
Lalu tenggelam dalam cengkeraman cemas
Dispersi binar frekuensi lemah itu
siratkan sejuta makna
Akan harap, putus asa dan kecewa

Lamunan sendu itu menyapaku
Menyergapku dalam rasa bersalah
Sayu, sesayu hatiku saat ini
Trenyuh di tengah kerapuhanku sendiri
Semu sungguh semu senja itu
Maya dan nyata berpadu semu
Hingga sulit kusadari dimana aku berdiri
Mataku dan matanya pun berpadu
Kesenduan yang bertemu dan semakin sendu
Dan aku masih tak mengerti dimana aku




02 Desember 2012
23:12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar