Minggu, 25 November 2012

Dari Seorang Pencari Jati Diri kepada Bayangnya

Kau lelah?
Hei kau! Ya Kau!
Kau capek?
Kau Bosan?
Kau bosan dengan rutinitas monotonmu itu?
Hmm
Dan kau pun sekarang jadi robot aktivitasmu
Kesana kemari bagai zombie
Beraga tapi tak bernyawa.
Hampa!

Kau bayangku, istirahatlah sejenak
Dengarkan ceritaku!

Akan tiba suatu masa
Ketika gunung-gunung tercerabut dari akarnya,
terombang-ambing bagai bulu termainkan angin topan
Kau dapat imajinasikan itu, wahai bayangku?
Gunung-gunung di sana bagai bulu-bulu yang terbang!
Dan manusia ibarat laron tak tahu arah

Material panas, dingin, padat, cair, besar, kecil, semuanya!
Bumi mengeluarkan semua beban yang dikandungnya
Bumi diguncangkan, dahsyat!
Dan kau, serta semua makhluk di alam raya ini
Di tengah segala kekacauan itu
Akan menuju suatu tempat,
dimana keadilan ditegakkan lebih dari sekedar mimpimu akan keadilan yang ideal
Kebaikan, kejahatan meski hanya seberat biji sawi
Akan diberikan balasannya
Tangan, kaki,  mata, telinga, semua akan bersaksi

Jadi, masihkah kau ragu?
Masihkah kebencian itu ada?
Masihkah perasaan tak adil itu mengusikmu?
Setiap kelelahan itu akan ada balasannya, wahai bayangku
Dengarkan aku pada setiap bersitan niatmu
Kau mendengarku bukan?!

Wahai bayangku, aku adalah kau
Kau adalah aku!
Kenapa kau diam?
Bicaralah!
Bicaralah!

"Siapa kau?
Kau bicara padaku?
Haruskah aku mendengarmu?
Aku tak mengenalmu.
Pergilah!
Jangan buang-buang waktumu!"

Langitpun semakin menghitam
Lolongan anjing hutan sayup-sayup mengerikan
Gelegar petir semakin menciutkan hati
Hujan deras pun mengguyur bumi
Malam semakin larut
Dan cermin di depanku sudah tak berbentuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar