Sabtu, 11 Februari 2012

Karena Bulan yang Kita Pandang Masih Sama

Bergegaslah kawan, tuk sambut masa depan
Tetap berpegang tangan, dan saling berpelukan
Berikan senyuman tuk sebuah perpisahan
Kenanglah sahabat, kita untuk selamanya
_B&F2B_

Welcome to the 4th  semester Guys.. Berharap kalian tetap baik-baik saja dimanapun sekarang bumi yang kalian pijak, apapun yang kini ada di samping kanan kiri kalian, apapun seragam yang saat ini kalian kenakan, tetap semangat untuk apapun yang saat ini tengah kalian perjuangkan.

Jika saat ini, di detik ini juga kita sama-sama dihadapkan dengan sebuah lukisan yang sangat indah, mahakarya seorang seniman hebat, tampak secara kasat mata seorang anak laki-laki yang tengah duduk di tepi danau di langit senja, menatap sunset dari sebuah cermin raksasa air tenang di danau yang luas, mendekap kedua kakinya, dengan tatapan yang nampaknya kosong, dengan penggambaran danau yang indah dikelilingi perbukitan serta pepohonan besar. Apa yang terlintas di pikiran kalian saat itu? Mungkin aku akan mengatakan lukisan itu indah sekali karena memang aku adalah seorang penggemar lukisan apapun itu, sementara salah seorang dari kalian mungkin akan mengabaikan lukisan indah itu karena sama sekali tidak mempunyai ketertarikan akan lukisan, sementara seorang yang lain akan mengkaji nilai estetika serta menaksir berapa besar rupiah lukisan tersebut dapat mendatangkan uang, bukan tidak mungkin ada yang segera memprediksikan berapa usia lukisan tersebut, terbuat dari kanvas jenis apa atau dilukis menggunakan cat apa dan teknik melukis seperti apa yang dilakukan oleh pelukis, atau beberapa dari kalian pasti menebak-nebak apa maksud dari lukisan tersebut, bagaimana perasaan pelukis ketika menciptakan karya hebat tersebut, berapa usia anak laki-laki yang dalam lukisan serta apa yang dilakukan dan direnungkan anak kecil dalam lukisan tersebut. Atau bahkan kalian berpikir, apakah lukisan tersebut dilukis berdasarkan kenyataan atau imajinasi belaka.

Berbagai sudut pandang serta reaksi kita setelah melihat lukisan tersebut merupakan sebuah analogi bagaimana kita memandang kehidupan, di saat kita dihadapkan pada suatu situasi, apa yang aku rasakan belum tentu juga kamu rasakan, begitupun apa yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi kondisi tersebut belum tentu aku bisa melakukan hal yang sama. Ketika dalam hidup kita sama-sama diberikan kesempatan untuk memilih apa saja, tentu pilihanku dan pilihanmu akan berbeda, berbagai pertimbanganmu yang pada akhirnya bisa membuatmu memutuskan sesuatu belum tentu bisa aku terapkan dalam kasus hidupku. Ya, karena kita berbeda dengan keunikan masing-masing, berbeda dengan beban hidup masing-masing, berbeda peran, berbeda tanggung jawab, berbeda pandangan hidup, berbeda kondisi fisik, berbeda kondisi ruhiyah, berbeda dalam membuat keputusan hidup, berbeda dalam banyak hal. Namun yang aku yakini, seberbeda apapun kita, bulan yang kita lihat setiap malam tetaplah sama, langit yang menaungi kita masih langit yang sama, tugas penciptaan kitapun sama. Selama kita masih bisa melihat bulan di setiap malam, bulan yang sama walau dilihat dari sudut dunia manapun, selama itu pula, masih selalu ada alasan untuk mengenang, untuk mengingat, untuk bertegur sapa, untuk silaturahim, untuk saling berbagi cerita, untuk saling mendoakan.

Akhirnya memang kita harus bersegera untuk bangkit, dari sebuah kondisi diri yang mungkin tidak menyenangkan, meningkatkan setiap jengkal kebaikan yang telah diperbuat. Tiba saatnya kita untuk segera bergegas, memupuk bunga yang telah kita tanam untuk mendapat hasil yang sangat indah. Kini masaku dan masamu untuk mengejar resolusi kehidupan. Selamat berjuang di medan juang kita masing-masing. Semoga Allah mengizinkan kebaikan senantiasa menyertai.

Thanks buat Quotes keren ini:
Bertahtalah di tahta tertinggi  (Agisti: 2010)
Percayalah, kerendahan hati itu aneh (Safriana: 2010)
Aku mencintaimu tanpa alasan (Adhi: 2010)
Aksel Irredenta! (Susanto: 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar