Hari pertama (4 November)
Nama saya Rere. Sebelumnya saya utarakan
terlebih dahulu bagaimana ceritanya saya bisa tergabung dalam kegiatan ini, Sustainable Mining Bootcamp, berawal
dari ajakan senior di UI kemudian mempertimbangkan beberapa hal seperti gratis,
liburan pasca UTS akhirnya fixed ikut
dengan tujuan ‘mulia’ ingin mendalami sisi psikologis karyawan dan masyarakat
serta mengetahui apa yang dipikirkan oleh sebuah perusahaan tambang besar
terkait kegiatannya. Pukul 1 janjian di depan detos (Depok Town Square) bersama orang-orang yang baru saya kenal
hari itu juga. Walaupun sama-sama dari UI, karena tidak pernah bersua jadi
tidak saling mengenal. dengan demikian dapat dikatakan sustainable mining
bootcamp mempertemukan kita dari berbagai latar belakang dalam sebuah
perjalanan luar biasa ke sebuah negara bernama Newmont. berangkatlah kami ke
bandara soekarno hatta karena janjian ketemu dengan yang lain pukul 2.30. Pukul
2 sampai di bandara dan chek in pukul 4. Terbang ke Denpasar pukul 05.30 WIB
sampai 07.30 WITA. berlanjut terbang menuju Lombok, perjalanan darat menuju
pelabuhan Kayangan naik boat turun di pelabuhan milik PTNNT dilanjutkan
perkenalan program SMB oleh pak Ari. Berikutnya kami menuju townsite dan mengunjungi klinik untuk
mendalami materi medical check up. Demi apapun yang
maha besar di alam semesta ini, segala sesuatunya begitu teratur, bagai
terdampar di negeri dongeng yang tak pernah terbayang sebelumnya, Newmont dengan
budaya dan pola hidup yang seperti ini, sangat teratur, mengutamakan safety, keberadaan mesin-mesin berat,
kendaraan besar, jalanan yang begitu unik, bangunan yang juga sangat unik. Everything here’s so different with my real
life. Menjelang senja kami menuju mess, istirahat dan makan malam di green house berbincang dengan Pak Udi dan Pak Deden mengenai tujuan program
ini, latar belakang PT NNT dan kondisi masyarakat sekitar Newmont. Dari sini dapat kami
peroleh informasi bahwa keberadaan PT Newmont telah memberikan peningkatan
kesejahteraan masyarakat Sumbawa. Terlintas dalam hati “Oh ya? Kita lihat
nanti dengan adanya stay di masyarakat”. Malam semakin larut dengan kesan
pertama makanan yang 'wow'. Berjuta
persepsi, silakan dimaknai apa maksud wow disini, terutama bagi saya (dan anak
kos lain) betapa makanan tersebut jarang terjangkau oleh mahasiswa. Oke
terimakasih atas perbaikan gizinya. Next, saatnya istirahat, meregangkan
otot dan otak, merebahkan badan dan saatnya membangun semangat membara buat besok. The journey’s
begin! Welcome to the Newmont “Kingdom”.
Hari kedua (5 November)
Berdasarkan prior knowledge yang saya peroleh pada diskusi di malam pertama menjadi
“warga” Newmont, pengalaman journey hari
pertama pun dimulai. Go to mining area
dengan sebelumnya mendengarkan presentasi dari Pak Alva dan Pak Budi dari MMA. Presentasi pertama serupa mata
kuliah 2 SKS dengan istilah yang sangat asing bagi saya seorang mahasiswa
Psikologi. Seluruh penjelasan mengenai sejarah berdirinya PT Newmont, masa eksplorasi, kontrak karya, luas dan
pembagian wilayah
tambang, gambaran mengenai proses penambangan, rancangan penambangan hingga
fase 7. Dari penjelasan
awal ini terpikir “Hmm, seseuatu banget ini gunung mendadak jadi limbah, hutan
hijau menjadi jalan berpolusi” tapi saya keep dulu untuk mendengarkan
proses-proses berikutnya yang menurut saya bisa jadi 50:50 antara mengubah
paradigma saya mengenai ‘negatif’nya Newmont menjadi positif atau tidak sama
sekali. Pelajaran yang
terngiang, If it can’t be grown, it has
to be mined. Hmm, oke. At least pagi ini mendapat pelajaran “Bahkan ujung
pena kalian pun dari bahan tambang, laptop, HP dsb”. Waktu dhuhur kami break istirahat sholat dan makan.
pengalaman pertama mengenai makan siang di PT Newmont yakni porsi makan siang
yang luar biasa banyak. Benar-benar berasa jadi pekerja tambang. Journey berlanjut menuju lokasi
mining, simulasi mengendarai haul truck
yang satu ban-nya setara dengan satu innova, mendatangi pit dan memperkenalkan
berbagai kehidupan tambang. Pemandangan di sekitar area pertambangan sungguh
memanjakan mata saya, kapan saya bisa melihat lingkungan sehijau ini? Negeri
apa ini ada pit yang sedemikian besar? Saya ada dimana? Everything so amazing here. Pemberian materi mengenai mining berakhir
sore hari dilanjutkan perjalanan menuju pantai Maluk dan makan malam si tepi pantai Maluk. Pantai pertama
yang kami kunjungi, luar biasa indah. Saatnya saya melepas stress dan semua
kepenatan yang saya bawa dari Depok. Welcome to the happiness, Re!! Makan malam
luar biasa kami rasakan di Maluk, menu sepat, dendeng, plecing khas Sumbawa
yang luar biasa mengobati perut yang lapar. Makan malam ditutup dengan bercandaan
khas Mas Cumi. Satu kejadian unik yang
tidak akan kami lupakan
adalah episode ketinggalan dari Patrick sahabat kami tercinta. Pukul 19.00
khawatir dengan Patrick, kami menuju kamarnya dan memastikan dia tidak bunuh
diri (sadis) ternyata dia baik-naik saja. Maaf Patrick.
Hari ketiga (6 November)
Hari ketiga ini dilalui dengan mempelajari segala hal mengenai proses pengolahan
mulai dari distribusi ore dari stockpile atau langsung dari pit menuju tempat
pemrosesan dan segala detail-detailnya yang cukup saya pahami dengan bahasa yang sederhana yakni proses
pengambilan batuan dari dalam tanah, penghancuran batuan hingga menjadi pasir, dan pemisahan kandungan logam dalam pasir tersebut. Berbagai istilah
baru yang membuat saya harus segera menyesuaikan diri yakni ore, concentrate,
sag-mill, ball-mill, flotation dan segala hal mengenai pemrosesan. Kuliah 3 SKS
kali ini, hehe. Pak Wira menyampaikan dengan cukup dapat dipahami, dan sahabat
kami Angga mengeksplor materi tersebut yang sebenarnya membuat saya semakin
bingung. Yah maklumlah, ia anak Metalurgi. Kunjungan mengenai proses kami lakukan di
tengah gerimis hujan, melihat mesin-mesin raksasa, bunyi mengerikan dengan bau
menyengat. Terlintas satu film paling menyebalkan sepanjang hidup saya “Final
Destination”, it’s the real fabric, factory. Berbagai rangkaian mesin yang luar
biasa dahsyat tak habis pikir bagaimana menyusunnya, sistem control yang mengintrol semua
berjalannya mesin pemroses. Dengan mengunjungi langsung di lapangan seperti
ini, jadi paham apa yang tadi disampaikan oleh Pak Wira. Setiap tahapan proses.
Hal menarik dalam pengamatan lapangan ini adalah berbagai peringatan yang
ditempel di area pabrik. Hmm, ini benar-benar pekerjaan maskulin yang ekstrim.
Kunjungan di bagian pemrosesan ditutup dengan
sesi berfoto
bersama. Mulai kompak rupanya kami ini. Perjalanan dilanjutkan menuju SWISS di teluk Senunu. Ilmu mengenai
tailing dan pemipaan kami peroleh disini, menambah pengetahuan bahwa sistem
penempatan tailing di dasar laut merupakan hasil penelitian dan pengkajian yang
luar biasa dahsyat. Journey hari ini diakhiri dengan kunjungan ke pantai tropical. Pantai berpasir
lada yang semakin memuaskan hasrat melepas penat. Sunset yang indah dengan kebersamaan sahabat baru yang semakin
berwarna.
Hari keempat (7 November)
Hari yang menjadi destinasi paling
penting yakni berpisahnya kami untuk mempelajari tugas bidang enviro.
Perpisahan antara siapa yang berhak di darat dan siapa yang ke laut, saling
meledek mengunggulkan antara darat dan laut dan berpura-pura tidak ingin ke
laut. Yang membuat saya benar-benar menginginkan ikut rombongan ke laut adalah experience yang pasti tidak akan
terlupakan meskipun materi yang diperoleh tidak jauh beda dengan yang
disampaikan Pak Jonny di kantor departemen Enviro. Perjalanan saya dimulai
dengan guyuran hujan deras dari mess hall menuju kantor departemen enviro.
Bersama Pak Jonny, Pak Rully, Mbak Rissa dan Bapak-bapak lain yang saya lupa
namanya kami dibagi menjadi empat tim yakni tim yang menuju lokasi pemantauan
curah hujan, kelembaban, temperatur dan kuat angin, tim yang menuju pemantauan
air permukaan, tim yang menuju penyimpanan limbah B3 dan non B3, serta tim yang
menuju lokasi reklamasi. Saya dan kak Juway bersama Pak Rully dna Pak Junaidi
menuju titik pemantauan curah hujan, kelembaban, temperatur dan kuat angin di
stasiun 4 Benete. Sebuah perjalanan yang biasa saja tapi informasi dari
perbincangan kami sungguh sangat luar biasa, bercerita mengenai perolehan
proper hijau, pengevaluasian program departemen lingkungan oleh KLH dan KESDM
dan berbagai informasi mengenai segala hal yang ingin saya tanyakan. Pengalaman
yang luar biasa. Istirahat makan siang di kantor enviro bayangannya adalah
makan dengan porsi yang luar biasa banyak. Ternyata menu kita siang ini adalah,
jeng jeng jeng..... Nasi padang :D Sedikit berlega hati karena porsinya cukup
memadai di tengah kelelahan (meskipun tetep banyak). Pada sesi ini Bu Jenny
pamit balik ke Depok, berasa pengin teriak “Jangan tinggalkan kami”. Pengennya
di mention di twitter tapi nggak tahu apa akun beliau. Peran beliau pun
digantikan oleh Pak Jovie yang kata Bu Jenny Marcel ala Newmont. Perjalanan
dilanjutkan menuju pemantauan air permukaan, kami di ajak ke DAM Santong 3,
melihat sungai yang jernih dan aliran air asam tambang. Bendungan yang luar
biasa besar, perjalanan the real off road
dengan ford ranger, hutan yang katanya pernah digunakan untuk melepas
phyton 12 meter serta menjadi tempat tinggal puluhan jenis burung dan
kelelawar. Hmm, dunia mana lagi ini? Hujan sore ini sepertinya tidak mau
berhenti, meluapkan kerinduannya pada tanah Sumbawa yang sedemikian kering
karena lama tak hujan. Rencana menginap di kepala desa pun batal karen ahujan
lebat akhirnya kami menghabiskan malam di basai ate yang katanya artinya
sehati. Menghabiskan waktu selain untuk makan yakni dengan berdiskusi mengenai
proyek kelompok yakni presentasi dan yel-yel. Masih pusing apa yang mau kami
bawa, apa yang mau kami yel-yelkan. Tapi otak tidak bisa diforsir. Istirahat ke
mess, good night everybody.
Hari
kelima (8 November)
Hari yang ditunggu-tunggu, mengajar anak
sekolah di SD Tatar, menuju ke Puskesmas dan menginap ke rumah Pak kades Sekongkang.
Perasaan hari ini antara senang dan sedih. Senang karena bisa mengeksplor pendapat
masyarakat, sedih karena mungkin harus menghadapi kondisi yang sangat berbeda
dengan kondisi mess mungkin, hehe. Pagi hari kami (kelompok satu dan kelompok
dua) berpisah dari messhall menuju lokasi desa kami masing-masing. Kelompok
satu menuju Tongo dan kelompok dua menuju Benete. Perjalanan yang cukup jauh
menuju desa Tongo yang terletak di tempat yang saya tidak mengerti dimana ia
berada. Sampailah kami di desa Tongo yang menurut saya dan rekan-rekan saya di
kelompok satu kondisinya masih jauh tertinggal dari townsite dan lingkungan Newmont lainnya. Kembali terlintas di
pikiran saya, inikah kehidupan yang berada di lingkar tambang Newmont? Setelah
ditanyakan apa yang sudah dilakukan Newmont untuk desa ini, Pak Ardho saat itu
yang mendampingi kami mengatakan bahwa listrik disini dipasok dari PT Newmont
dan untuk desaSekongkang yang saat ini belum berlistrik, Newmont akan membantu
6 Miliar untuk pembuatan jaringan distribusi. Perjalanan pagi ini kami mengajar
di SD Tatar, sungguh SD yang berbeda sekali dengan Jakarta, anak-anak yang
dengan polosnya mengikuti setiap instruksi dari kami, ternyata untuk siswa
kelas 6 mereka baru sebatas tahu mengenai
kota yakni kota Jakarta dan Mataram saja. Topik pembelajaran kita kali ini
adalah mengenai kota-kota di Indonesia, setelah kami memberi sedikit penjelasan
kepada mereka mengenai kota-kota yang ada di Indonesia, mereka diminta untuk
menuliskan kota mana yang mereka ingin kunjungi dan menempelkannya di peta
Indonesia. Dan ternyata mereka hanya berminat dengan Jakarta, hehe. Perjalanan
dilanjutkan menuju puskesmas Ai’ Kangkung, kondisi yang menyedihkan melihat
puskesmas masih sebegitu jauh dari fasilitas memadai, bahkan air saja tidak
ada, tenaga medis yang hanya sedikit dan kebersihan yang tidak terjaga.
Berikutnya kami menuju pantai Ai’ Kangkung untuk melihat project dari tim
enviro yakni pagar cemara yang bertujuan sebagai wind breaking. Berikutnya kami
makan siang di RM Ibu Diah yang mantap dengan pelecingnya. Perjalanan kami
lanjutkan untuk bertemu dengan kelompok dua di community development center. Perjalanan yang cukup jauh dari
lokasi kami saat ini dan di tengah jalan ban mobil kami bocor. Oke, perjalanan
delay selama kurang lebih setengah jam. Sesampainya di comdev center kami
melihat berbagai benih yang diperuntukkan bagi masyarakat, biogas dan semacam
kebun yang asri. Kemudian kami menuju penangkaran penyu di Pantai Maluk. Menjelang
senja kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan yakni rumah Bapak kades
setelah sebelumnya makan malam di RM Luwes. Saya dan teman-teman kelompok satu
mendapat tempat di Kepala Desa Sekongkang bawah. Diskusi pun dimulai sampai
pukul 01.00. Dahsyat bukan? Terlalu banyak yang kami bahas hingga menurut saya
ini adalah mata kuliah berpikir kritis 3 SKS, hoho. Mengenai apa hasil diskusi
kami, baiknya saya ceritakan secara lisan saja pas malam presentasi di Novotel.
Malam semakin larut, anjing menggonggong, hujan deras mengguyur, lelahnya badan
tak dapat ditolerir lagi, Selamat malam dunia.
Hari
Keenam (9 November)
Sarapan dengan dendeng rusa ala bu kades,
yummi, sambutan yang sangat baik dari keluarga Pak Kades. Hari ini kami akan
melanjutkan journey di batu hijau dengan mengunjungi lokasi community
development lain yang ada di Batu Hijau yakni Pembudidayaan Aloe Vera, beras
merah dan pembuatan batu bata. Mempelajari penanaman dan lahan aloe vera,
hitung menghitung modal, biaya produksi serta keuntungan yang mungkin diperoleh,
membantu ibu-ibu membungkus dan memotong-motong lidah buaya, melihat proses
pembuatan minuman alova sampai pengemasan. Berikutnya menuju lokasi produksi
beras merah yang dijual 18.000 per kg nya, pengemasan yang menarik serta proses
pemilahan beras yang unik antara beras siap dijual dan yang belum. Berikutnya
kami menuju tempat pembuatan batu bata, hmm berisik sekali saudara-saudara. Di
sini suara mesin press yang dihasilkan sangat keras namun penanganannya belum
se-safety di area Newmont. Berbagai lokasi
pemberdayaan masyarakat ini merupakan dampingan dari PT Newmont. Menjelang
sholat Jumat kami beristirahat di Rumah Makan Ikan Bakar Sumbawa, sambil
menunggu pesanan rombongan melaksanakan sholat Jumat terlebih dahulu. Ternyata
setelah rombongan kembali pun rombongan belum tiba. Namun kami disuguhi oleh
Cassava fried yang luar biasa enak. Satu setengah jam menunggu makanan pun
disajikan yakni ayam taliwang, ikan bakar, cumi goreng, pelecing dan pepes
udang, menu yang sangat sangat sangat juara! Yah kalau menurut saya ini the best menu we have ever eat in
Sumbawa, hehe. Oke, journey kami
melihat-lihat segala hal tentang Newmont sudah cukup. Kami melanjutkan
perjalanan menuju Pantai Lawar, pantai yang indah dengan karang di salah satu
sisinya tempet berteduh dan berfoto-foto ria. Pemandangan yang indah tempat
bercanda-canda dengan sahabat-sahabat baru yang semakin dekat di hati, eaaa.
Setelah dari Pantai lawar, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Rantung
yang terkenal dengan ombak yoyonya. Karena sudah teramat lelah, pukul 16.00
saya dan enam orang teman saya lainnya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu
meninggalkan rombongan yang lain. Sore terakhir di town site kami gunakan untuk
jalan-jalan sore, makan bakso satu-satunya di area PT Newmont, berfoto-foto di
pinggir jalan sampai dikira mau naik bis dan disarankan untuk menunggu di halte
oleh salah satu karyawan Newmont. Sore yang indah. Azan magrib kami menuju mess
dan tak lama kemudian dijemput taxi menuju mess hall untuk makan malam. Semua
orang nampaknya kelelahan, acara pun dicukupkan. Perjalanan kaki menuju mess di
malam hari dari mess hall dipenuhi gelak tawa canda yang membuat kangen. Pukul
21.00 kelompok satu tentunya berkumpul terlebih dahulu untuk membahas
presentasi dan yel-yel. Pikiran yang stag karena kelelahan mungkin, baru
tercetus yel-yel yang cukup asyik menjelang pukul 24.00. Pukul 24.00 kami
cukupkan dan istirahat. Besok jam 6 pagi harus udah stand by karena mengejar boat ke Kayangan, Lombok pukul 0800. Hmm,
malam terakhir di town site. Sediih.
Hari
ketujuh (10 November)
Morning Guys.... Hari ini saya talat
bangun, lima belas menit menjelang pukul 06.00 baru bangun, dimarahinlah sama
Mas Cumi, hoho sediiihhh. Sarapan terakhir di mess hall saya memilih susu sama
Indomie aja lah ya, badan mulai tidak fit ini, flu dan demam sehingga tidak
nafsu makan. Mungkin ini adalah salah satu psikosomatis karena hendak
meninggalkan Batu Hijau kali yaa, hatiku sudah tertambat di sana, hehehe.
Sarapan kami pagi ini hanya diberi waktu 15-20 menit, wow ekspress. Kami pun
menuju Benete, pamitan sama Pak Molet, hoho beliau sudah baik banget, banyak
kami repotin, maaf ya Pak Molet, berharap bisa ketemu lagi, Bagde ID kami
ditukar dengan tiket masuk boat, huhuhu itu badge jadi nyawa kami selama
seminggu di “negara” Newmont, hehehe sediih, semakin harus menghadapi kenyataan
bahwa harus meninggalkan Batu Hijau. Boat sudah siap kami pun segera
menempatkan diri di dalam boat, perjalanan menuju Lombok, teringat naik boat
satu minggu yang lalu, yang semula saling berdiam diri kini bercandaan
cekikikan. Saya dan beberapa teman naik ke deck atas menikmati detik-demi detik
meninggalkan Batu Hijau. Hmm, indah dan sedih. Sampailah kami di Pelabuhan
Kayangan, bersiap menuju Novotel Lombok. Macet sekali perjalanan hari ini, kemi
pun mengambil jalan yang unik, melewati desa-desa sampailah waktunya kami untuk
makan siang. Menu khas Lombok ayam taliwang, ikan bakar, pelecing bedanya kali
ini ada sate dan sayur bayam. Suasana semakin ciamik karena dibumbui gosip
Afumaulana (Kak Afu dan Kak Angga yang dibacain sama Mas Cumi). Perjalanan
dilanjutkan menuju Novotel, kami sampai pukul 15.30 check in, hmm hotel yang
luar biasa mewahnya. Sore hari kami berenang dan bermain-main di pantai
menunggu sunset. Malam hari kami makan malam bersama dengan menu yang juga
mewah, barbeque, dan menu desert yang amat banyak. Malam dilanjutkan dengan
presentasi kelompok. Jayya kelopok satu yang menampilkan yel-yel dengan unik
karena ada ada kak Juway sama Patrick yang saat ini sedang diterpa gosip
(lagi-lagi karena ulah Mas Cumi). Presentasi yang cukup pedas dengan saran
membangun serta tanggapan dari dewan PT Newmont berlangsung hingga pukul 24.00.
Presentasi yang menjadi puncak malam terakhir yang sekaligus menjadi alarm
sekali lagi bahwa Sustainable Mining Bootcamp segera berakhir. Semakin tidak
jelas ini perasaan. Tapi kelompok satu tetap Resssss lah yaaa pastinya. Ooops..
Hari
kedelapan (11 November)
Kebebasan dari pukul 24.00 s.d 09.00
pagi membuat saya kembali bangun kesiangan, selepas sholat subuh saya kembali
tidur hingga pukul 08.00 pagi, jelaslah saya dan my roomate pun sarapan kesiangan. Selepas sarapan sesuai janji
maksimal pukul 09.30 kami sudah harus bersiap untuk check out namun sampai
pukul 10.00 belum semuanya berkumpul. 10.15 akhirnya kami fixed berangkat
setalah sebelumnya ada pengembalian simcard dan pemberian biaya trasportasi
dari Mas Jovie (enak benar kami ini, Bootcamp udah gratis, dapat pengalaman
banyak, transport diganti pula). Rencana awal hendak ke pusat oleh-oleh gagal
lah. Namun kami masih sempat mampir ke Desa Sade, di sini lah saya bingung,
pesanan banyak sekali tapi disini hanya ada kain dan baju, niatan saya ingin
beli makanan tapi ternyata tidak ada, hmm. Mas Cumi sudah berteriak-teriak,
akhirnya kami benar-benar meninggalkan Desa Sade dan road to airport, berpisah
dengan Mas Ari. Tarimakasih Mas Ari atas sambutan dan bantuannya selama kami di
site. Maaf banyak merepotkan dan berpisah dengan rombongan Jogja Mbak Titis dan
Kak Puthe my roomate, I’ll miss you all,
Guys. Haha, semakin nyata benar ini perpisahan. Setelah check in, sampailah
kami pada makan siang terakhir kami di bandara. Pukul 12.30 pengumuman dari
pesawat sudah menggelitik telinga, kami pun terbang meuju Jakarta. Sejam empat
puluh menit kemudian (pukul 13.40 WIB) sampailah kami di bandara Soekarno
Hatta, hemat satu jam dari jam WITA yang nggak pernah tau darimana asalnya satu
jam lebih lama tersebut, hehe. Berpisahlah kami di Beranda Soetta menuju
destinasi kami masing-masing, the real separation. Bagaimana tidak sedih
seminggu bersama dalam suka dan duka (ceila) kini waktunya berpisah.
Terimakasih atas persahabatan, pembelajaran, pertukaran pendapat, semua
kebersamaan. Semoga agenda ketemu bareng yang telah dirancang benar-benar
terealisasi. Tetap semangat teman-teman menjalani kehidupan dan rutinitas
sehari-hari, seminggu di Batu Hijau cukuplah menjadi ajang katarsis dan
refreshing. Welcome to the real life,
semangat dengan aktivitas esok hari. Jakarta hujan lebat nih menyambut kita,
saatnya melanjutkan tweet dengan hashtag # Batu Hijau edisi Move on :D
“Tambang
adalah Kebutuhan, Tanggung jawab sosial
adalah keharusan, Kesejahteraan Masyarakat adalah tujuan”
Tetaplah PT Newmont menjadi yang terdepan dalam bidang keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial karena bagaimanapun alam
ketika sudah ditambang tidak akan kembali seperti semula, namun yang terpenting
adalah bagaimana memperkecil kerusakan dan memperbanyak kebermanfaatan.
An amazing experience with Bu Jenny, Pak
Jovie, Pak Ari, Pak Molet, Syihab Brother bus, Pak Wira, Pak Udi, Pak Alva, Pak
Budi, Pak Rully, Pak Deden, Pak Fauzan, Pak yang di SWISS, Pak Jun, Mbak Risa,
Mbak Retno dsb
My beloved bro and sist Afu, Juway, Meu,
Oliv, Dian, Dyah, Titis, Hety, Puthe, Irvan, Rohib, Cumi, Patrick, Angga,
Barry. Tetep keep in touch.