Salah
satu fenomena menarik dari perusahaan tambang di Indonesia adalah kemampuannya
mengubah gunung yang menjulang tinggi di atas permukaan laut menjadi “semacam”
palung yang jauh berada di bawah permukaan air laut, ketika ia tetap menjadi
gunung tak termanfaatkan dengan baik potensinya, namun ketika berubah bentuk
1800 potensi yang dikandungnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan utama manusia. Mari sejenak melihat
di sekeliling kita, darimana asal laptop yang saat ini sedang kamu pantenin?
Handphone yang tak pernah lepas dari genggaman itu? Kabel listrik di seantero
negeri? Bahkan ujung pena kita pun merupakan hasil tambang. Tidak bisa
dinafikkan ketika suatu tempat antah berantah yang semula nampak begitu indah
namun mistis belum terjamah mendadak dibuka menjadi area tambang yang luas dan
serba modern maka akan banyak perubahan lain yang menyertainya mulai dari
permasalahan lingkungan hidup, munculnya kewajiban-kewajiban baru, pola
kehidupan sosial, semakin banyaknya pihak yang berkepentingan dsb. Hal inilah
yang menjadikan isu pertambangan masih selalu saja menjadi kontroversi padahal
kebutuhan akan bahan tambang pun masih belum ada alternatif penggantinya di
sisi lain semakin banyak perusahaan yang melihat dunia pertambangan sebagai
peluang menggali keuntungan besar.
Kegiatan
pertambangan bagi mereka yang masih mempunyai keluhuran nilai-nilai dalam
kehidupan tentu tidak hanya dipandang oportunis sebagai pemenuhan kebutuhan
atau mencari keuntungan sebanyak-banyaknya akan tetapi juga mempertahankan
keseimbangan alam dan tanggung jawab terhadap tanah air karena sesuai hukum
yang berlaku bahwasanya sumber daya alam Indonesia merupakan milik negara dan
dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat Indonesia. Sebagai
bentuk keluhuran nilai-nilai tersebut, keamanan dalam proses pertambangan,
pengalokasian distribusi keuntungan hasil tambang secara bijaksana, tanggung
jawab sosial serta proses recovery
lahan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Menilik
proses tambang PT Newmont Nusa Tenggara sebagaimana telah saya ungkapkan di
tulisan saya sebelumnya, proper hijau dari Kementerian ESDM dan KLH sebagai
penilaian atas pengelolaan limbah dan proses pertambangan seharusnya tidak
menjadikan PT NNT merasa puas terlalu dini karena masih ada proper gold yang
belum pernah diraihnya, untuk itu perbaikan harus terus menerus dilakukan. Berikut
ini saya tak akan lagi membahas mengenai proper hijau yang diperoleh PT NNT,
bidang enviro maupun CSRnya, akan tetapi akan membahas mengenai sesuatu yang
cukup membuat saya bergumam “Ooh”..
Ya,
beberapa waktu lalu saya menyaksikan sebuah
film dimana credit title di akhir film terdapat lambang PT NNT sebagai sponsor
utama dan beberapa waktu kemudian saya mengikuti kegiatan dari perusahaan yang
memiliki logo tersebut, Sustainable
Mining Bootcamp di Batu Hijau Sumbawa Barat. Serdadu kumbang judul film
tersebut, disutradarai oleh Ari Sihasale dengan produser Nia Zulkarnein garapan
rumah produksi Alenia Picture mengisahkan tentang potret pendidikan di
pedalaman Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang digambarkan dalam berbagai
aspek mulai dari sistem pendidikan formal di sekolah yang tidak konsisten dalam
metode pengajaran yang terlalu tegas dengan kekerasan di sisi lain asertif dan
persuasif, pendidikan non formal oleh
guru ngaji desa yang mengajarkan kebijaksanaan, kontroversi Ujian
Nasional yang membuat tokoh Minun seorang anak cerdas yang pernah menjuarai
olimpiade tidak lulus ujian SMP, mimpi seorang anak dengan bibir sumbing untuk
menjadi presenter film dibumbui dengan budaya asli Sumbawa dengan rumah
panggung, banyaknya masyarakat desa yang buta huruf, mitos-mitos yang
berkembang di masyarakat, kebijaksanaan tokoh masyarakat dan sedikit gambaran
mengenai TKI yang pulang kampung. Meski terkesan kurang fokus dalam menampilkan
pesan dan alur yang ingin disampaikan, film ini mampu memberikan gambaran bahwa
inilah wajah pendidikan di Indonesia sekaligus sebagai alternatif tontonan
edukatif bagi anak-anak Indonesia di tengah film horor esek-esek yang sama
sekali tidak mendidik.
Dan
ternyata PT NNT mengambil bagian sebagai sponsor utama. Apapun yang menjadi
pertimbangannya ketika teken kerjasama terjadi setidaknya PT NNT telah terlibat
dalam munculnya multiplier effect pasca
pemroduksian film tersebut. Beberapa hal yang saya pandang sebagai dampak baik
dari film tersebut adalah semakin banyaknya stimulus bagi masyarakat Indonesia
untuk mengkritisi film yang mereka tonton, semakin informatif dalam memberikan
gambaran mengenai pendidikan di Indonesia yang siapa tahu akan membangkitkan
pemikiran-pemikiran cerdas dari audiens mengenai solusi terbaik yang
ditawarkan, film ini turut memperkenalkan satu lagi view pedalaman Indonesia yang maha indah yang dapat dijadikan
sebagai salah satu destinasi wisata dan mungkin saja pemerintah akan lebih
memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokasi pengambilan gambar, proses dalam
film ini juga memberikan pengalaman baru bagi anak-anak desa Mantar Sumbawa
Barat untuk mengenal bagaimana proses casting
dan shooting, memperkenalkan banyak
profesi di dunia perfilman yang sebelumnya belum pernah mereka ketahui serta
bagi PT NNT sendiri, subliminal effect
dengan menampilkan logo PT NNT di akhir film siapa tahu dapat menjadi sarana
publikasi mengenai keberadaan PT NNT.
Strategi
perusahaan dalam memberikan tanggung jawab sosial melalui keikutsertaan dalam
menciptakan ide kreatif dan edukatif untuk Indonesia (seperti fim misalnya)
menjadi menarik dan menguntungkan banyak pihak, baik itu sineas, perusahaan itu
sendiri, para pemeran maupun masyarakat umum sebagai konsumen. Turut berperan pula dalam perbaikan kualitas sumber
daya manusia Indonesia, generasi muda Indonesia ketika ide-ide kreatif dan edukatif semakin diekspos mengungguli
berbagai tayangan maupun hal-hal yang merusak nilai-nilai keluhuran yang
terkandung dalam Pancasila. Menjadi apa Indonesia ke depan bergantung pada
masyarakatnya yang akan membuatnya berdiri bangga di kancah dunia dengan
tenggeran gagah burung garuda, merah putih, pancasila dan bahasa Indonesia atau
terpuruk dengan degradasi moral, menjadi bangsa pengekor, boros, latah style baru dan serba terbelakang, itu
semua tergantung kemauan kita membawa perubahan positif tersebut. Ketika PT NNT
mampu membantu perubahan itu melalui dana besar yang dimilikinya, maka kita
anak muda berkarya melalui ide-ide brilian yang akan semakin dahsyat luar biasa
ketika semakin diasah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar