Rabu, 26 Januari 2011

23 Januari

23 Januari. Saatnya aku untuk pulang ke tanah rantau. Kota seribu perjuangan, kota sejuta impian dan semilyar langkah untuk meraih cita-cita. Kota yang tergantung kepadaku untuk bersahabat dengannya atau bermusuhan selamanya dengannya. Kota yang tidak akan memberiku kenyamanan jika aku tak menciptakannya, kota yang tak pernah akan memberiku kebahagiaan jika aku tak berusaha untuk menyambut kebahagiaan itu. Kota untuk berjuang, melaksanakan amanah orang tua, amanah Tuhan, amanah semua orang yang menyandarkannya di bahuku. Untuk berkontribusi, serius dalam belajar, peka terhadap kondisi bangsa, untuk membuat ilmuku bermanfaat di jalan yang diridhoi-Nya.

23 Januari saatnya aku tinggalkan kota kecil tempat aku dilahirkan, tempat aku dibesarkan, merasakan buaian lembut ibu serta nasihat berwibawa ayah, tempatku berbagi dengan adik-adik tercinta, mengenal teman sejak aku mulai bisa berjalan, memahami arti pertemanan, persahabatan dan persaudaraan, keajaiban untuk merasakan apa itu hidup dan mengapa perlu untuk berjuang. Kota sejuta kenangan, Sukoharjo tercinta. Dimana aku habiskan 16 tahun usiaku disana, menjalani hari demi hari dengan berbagai fatamorgananya, dengan berbagai spectrum cahayanya, menyilaukan, indah, penuh sensasi. Kota sejuta rajutan mimpi, karena disanalah pertama kalinya aku mengukir alur di lembaran usia kehidupanku, menyulam benang-benang jalan takdirku hingga terbaca sekarang, siapa aku. Seorang yang masih mempunyai banyak kewajiban, melaksanakan tugas penciptaanya, untuk menjadi pemimpin di muka bumi, untuk senantiasa menjadi orang yang berusaha, berjuang hingga akhirnya dikenang menjadi orang yang memberi manfaat, karena itulah aku harus pergi, meninggalkan kota kecil ini, kota penuh kenangan ini.
23 januari ini aku sampaikan pamitku kepada ayah ibu tercinta, mengatakan bahwa aku akan melanjutkan perjuanganku, yang sebelumnya telah aku jalani selama beberapa waktu, yang ternyata tidak semudah yang aku bayangkan, melanjutkan perjuangan yang sempat hampir terhenti karena lemahnya hati ini menghadapi kesendirian dan kerinduan. Perjuangan yang bagaimanapun caranya harus aku pertanggung jawabkan, perjuangan untuk meraih mimpiku yang telah aku lukis di kanvas kehidupanku yang lalu.

23 Januari aku kuatkan hati untuk menyusun kembali kepingan-kepingan janjiku yang sempat tercecer dan terlupakan karena kepayahanku menjaganya, untuk kembali aku susun menjadi janji yang utuh, untuk aku perjuangkan dalam menepatinya, 23 Januari aku charge semangatku, semangat menghadapi hari esok, kepercayaan akan kemampuan diri ini, mencharge muatan energy positif dalam hati dan otak ini, untuk lebih memandang baik apa yang aku hadapi, mencharge restu kedua orangtua yang selalu aku harapkan demi kemudahanku menapaki pematang-pematang kehidupan di hadapanku, mencharge kebahagiaan kebersamaan bersama adik-adikku. kehangatan bercengkerama dengan orang-orang “yang sangat baik” dalam hidupku, dialah saudaraku, saudara seperjuanganku di masa lalu hari ini, dan masa depan. membangkitkan kekuatan jiwa untuk tetap berkomitmen terhadap tekad pertama yang telah aku pilih.
23 Januari aku melihat derai air mata dari ibu tercinta yang entah mengapa sampai detik ini masih belum juga berhenti menangis ketika aku ucap kata pamit, butiran bening yang meluncur dari sudut matanya yang selalu membuatku menyesal kenapa begitu sering aku membuatnya menetes, betapa sering aku membuat suasana hatinya berubah menjadi gundah, oh ibu, maafkan aku.
23 Januari kulihat dengan kekuatannya ayah menjagaku dari orang-orang yang mungkin akan melukaiku. Mengantar keberangkatanku menuju tempatku menuntut ilmu dengan rasa sayangnya, melindungiku dan menasihatiku untuk menjaga diri di sana. Sebuah tempat yang begitu beragam, yang bisa saja menelanku mentah-mentah, yang bisa saja menggelincirkan jika aku tak berhati-hati dengannya. Sebuah tempat yang, jauh dari pandangan orangtuaku. Sebuah tempat yang dalam waktu cukup lama akan aku habiskan usiaku di sana. Yang akan menentukan berhasilkah aku?

Ya Allah aku titipkan keluargaku padaMu, jaga mereka, lindungi mereka, tunjukkan jalan terbaik pada mereka. Sampaikan sayangku pada mereka, ayah, ibu, adik-adik, sahabat-sahabatku. Dan Ya Rabb, aku serahkan hasil dari apa yang telah aku kerjakan setelah perjuanganku tidak bisa dikatakan ringan.
23 Januari, 23 Januari. Di saat aku harus siap dengan seabrek pekerjaan di hari esok, di saat aku harus realistis memandang masa depan, di saat tidak begitu dibutuhkan lagi teori yang sebatas teori, di saat semuanya membutuhkan kesungguhan, ketulusan, konsistensi, semangat juang yang tak gentar. Di saat hari esok masih menyambutku. Hari esok yang harus aku persiapkan menjadi hari yang jauh lebih baik dai hari ini. Hari esok, hari dimana aku membuktikan janjiku di hari ini.
Allah Tuhanku bimbinglah aku.


Aku dan mentari hari ini



Puji syukur kepada Allah yang telah memberiku kesempatan menemukan orang-orang hebat dalam hidupku, tumbuh dan berkembang bersama sahabat-sahabat yang senantiasa berusaha memperbaiki diri serta teman-teman dan keluarga baru yang selalu berusaha untuk produktif. Like that dan selalu berusaha untuk belajar, aku yang tak hanya menganggap kalian sebagai teladan tetapi juga dalam praktiknya, berusaha untuk ikut serta menjadi lebih baik dan produktif

Sahabat atau teman, mungkin hanya istilah yang mempunyai arti sama. Itu menurutku. Aku senang jika memilikinya dan selalu berusaha untuk mendapatkannya lagi dan lagi. Dimanapun aku berada dalam kondisi apapun. Masih aku memandang itu adalah istilah yang sama, yang pasti akan menolong jika ada teman yang membutuhkan serta selalu berusaha untuk memberi, daan begitulah. Akan tetapi ada satu istilah yang bisa dibilang unik aku tujukan kepada orang-orang yang dengan tulus memahamiku, menerima aku apa adanya, tidak menuntutku untuk ini dan itu, just for be myself namun tetap mengarahkanku untuk menjadi lebih baik lagi, yang peka terhadap apa yang menimpaku, selalu menikmati kebersamaan denganku tapi tak juga lepas dengan pertentangan dan perselisihan, hehe. Kondisi dimana adu argument sampai akhirnya didapatlah suatu kesepakatan. Yang tanpa disengaja mempunyai kesamaan dalam hal berpikir dan bertindak serta memiliki keterikatan hati yang erat, semua serasa indah bahkan jika lama tak jumpa yang dirasa adalah kerinduan mendalam serta deg-degan jika hendak bertemu. Siapakah gerangan?

Dia adalah orang-orang yang sangat baik dalam hidupku, hehe. Aku lebih suka memanggil mereka kayak gitu, karena lebih different . waah, hidupku indah dengan keberadaan mereka, serasa lebih berwarna dan penuh pelajaran. Untuk teman-teman yang sekarang udah berpisah karena hal yang jauh lebih penting dan memang sudah seharusnya untuk berpisah sejenak tetap aku harapkan kebaikan senantiasa Allah limpahkan kepada kalian. Kita tetaplah pengejar matahari yang selalu berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik dalam meraih apa yang menjadi keinginan kita. Saling mendukung apa yang kamu anggap baik di sana dan memberi doa untuk tetap berada dalam koridor meraih mimpimu. Love you so much.


Buat teman-teman baruku sangatlah aku harapkan kita dapat melangkah bersama menapaki tantangan hidup di lingkungan kita. Untuk mencapai target dan tujuan awal untuk apa kita disini. Untuk memaknai hidup dengan peran yang seharusnya kita mainkan dengan sebaik-baiknya. Menjadi orang yang bermanfaat untuk diri sendiri, lingkungan sekitar dan untuk agama serta bangsa Negara kita. Dengan tetap mengharap kaulah pembimbing jalan serta langkah yang aku tapaki. Memberi cerita dan pengalaman dari yang telah lalu, menghibur dan menguatkanku. Hehe, maunya..



*Ketika mentari hari lalu berganti dengan sinarnya hari ini
Kudapati segalanya berubah
Menjadi lebih berwarna
Lebih ceria
Dan ternyata lebih bias dan menipu
Kutapaki jalan di hadapanku dengan tetap berkiblat pada sesuatu di sana
Yang telah aku ukir sejak lama
Dan akan aku sempurnakan kelak jika sampai puncaknya
Kau yang dulu temaniku
Sampai kapanpun kan tetap di hatiku
Menjadi penyemangatku
Menjadi cinta terdalamku
Kau yang sekarang di sampingku
Kan kutapaki jalan ini denganmu
Moga cinta ku pun akan bersemi padamu

Kontribusi adalah Pilihan



Ya, memang begitulah adanya. Kontribusi adalah pilihan. Kau berhak memilihnya atau melewatkannya. Namun,,

Kontribusi, suatu tindakan untuk ikut serta bertindak aktif dengan mengoptimalkan kemampuan sesuai bidang dan kapasitas masing-masing yang dimaksudkan untuk memberi manfaat kepada masyarakat sekitar. Seorang siswa berkontribusi dengan belajar rajin, memahami setiap pelajaran sehingga nantinya akan lulus sekolah. 

Cukupkah demikian? 
Kontribusi nyata seorang siswa adalah dengan memahami setiap detik waktu dimana ia memperoleh berbagai mata pelajaran dengan diterapkan secara nyata di lingkungannya. Mulai mempunyai kesadaran untuk peka terhadap lingkungan dan menghargai waktu. Disiplin, jika guru memang terlambat masuk kelas kemudian para siswa kurang nyaman dengan hal itu, maka bertekadlah untuk tidak pernah melakukan hal tersebut bukannya justru “ah, hari ini pasti jam pelajaran akan tertunda beberapa menit, berangkatnya ikutan telat aja ah.” Suatu kebiasaan yang telah menjadi mindset siswa saat ini. Waktu tak akan terulang dan kesempatan tak akan datang dua kali. Menghargai waktu merupakan kewajiban yang harus semenjak dini dilatih (menasihati diri sendiri ). 

Menghargai waktu merupakan awal untuk menjadikan diri menjadi produktif. Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan, jika mendapat tugas yang dapat selesai dalam waktu satu hari kenapa harus mengahabiskan waktu satu minggu? Melatih kita untuk dari awal tidak korupsi bukan?

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Begitulah sabda nabi. Memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk memberikan hal-hal yang berguna bagi masyarakat sekitar. Kemampuan kita telah menjadi anugerah terindah dari Tuhan, jika Tuhan telah memberi kesempatan kita bisa bersekolah, jauh lebih beruntung dari teman-teman yang menginginkan sekolah namun tak tercapai. Masih enggankah kita memanfaatkan kesempatan itu untuk melaksanakan tugas sebagai tunas-tunas pembangun bangsa, dan bangsa ini hanya akan menjadi lebih baik jika dipimpin oleh generasi yang baik pula. So, mari bersemangat Kawan! Kenapa disini yang dibahas adalah siswa? Karena siswa berada di tingkat pendidikan dini, jika mereka sudah terbiasa terhadap hal-hal yang baik dan bertanggung jawab, maka jika kelak menjadi mahasiswa tak masalah jika mereka berkoar-koar mengkritisi kebijakan pemerintah dan jika menjadi pemimpin, semoga bisa menjadi pelopor, pemimpin yang menjadi teladan, pemimpin yang selalu berpikir untuk memberi dan melayani bukan meminta dan dilayani.

Setiap manusia yang menginginkan keberadaannya memberikan sesuatu yang berbeda sehingga diperlukan untuk dimintai pertimbangan maupun ide dalam suatu kegiatan., dimana kehadirannya menjadi suatu berkah, tentu adalah mereka yang mengabdikan diri secara total demi kepentingan masyarakat banyak. Sekali lagi itulah kontribusi. Kontribusi membuat setiap orang yang melakukannya merasa termotivasi karena memberikan values dan kepuasan berupa keberhasilan pencapaian target. Selain itu, jika setiap orang berkontribusi maka akan tercipta bangsa yang seimbang dan unggul dalam berbagai hal. Lalu apa yang menyebabkan masih ada yang enggan berkontribusi?

Enggan berkontribusi mungkin dikarenakan belum sadar saja terhadap apa yang harus dilakukan dengan posisinya saat ini. Siapapun kita, yakinlah bahwa kita mampu berbuat untuk kebaikan masyarakat, mengabdikan diri dan tidak berbuat zalim terhadap diri sendiri. Zalim terhadap diri sendiri di sini tidak diartikan sebagai suatu tindakan yang “dengan dua tangan, aku mengangkat sepuluh ember” tetapi suatu tindakan “dimana kedua tangan ini mampu membawa sepuluh ember tapi kita hanya membawa dua ember”. Kesimpulannya, jangan membatasi diri kita, Kawan! Mengaktualisasikan diri untuk memberi yang terbaik. Berusaha semaksimal mungkin, mengerahkan segenap tenaga dan pikiran, lawan kemalasan dan terus berjuang. “Karena dunia ini tak menyediakan ruang bagi orang yang dengan mudahnya mengasihani diri sendiri” (Pak Arif Munandar). Dan masih adakah yang menolak bahwa kontribusi adalah pilihan terbaik??




……….”Kami berbangga
ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan.
Atau menjadi harga
bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan,
dan terwujudnya cita-cita mereka,
jika memang itu harga yang harus dibayar.
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
Selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami,
Menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami,
Dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami”…………..
(idealisme kami)

January 13 in Memoriam… Dedicated to 5th generation of Accel SMANSA SKH



Sudah hampir sepekan aku kembali ke tanah asal tercinta di kota Sukoharjo di liburan kuliah semester pertama ini..

Dengan berbagai perasaan yang ditahan-tahan sampai akhirnya terluapkan juga rasa rindu mendalam kepada keluarga di sini.

Namun baru hari ini aku dapat meluangkan waktu untuk berkunjung ke SMA tercinta. Bukan karena tak ada waktu tapi karena ya kebetulan baru ada teman, hehe.(January 13)

Setiap sudut jalan yang aku lalui, sudut ruangan, berbagai tempat di kota tercinta memutar prosesor otakku untuk mengingat peristiwa-peristiwa setahun lalu. Dengan kalian tentunya kawan.
Suasana sore hari dengan hujan serta mendung menyelimuti mengingatkan pada banyaknya sore kita habiskan untuk bercengkerama tentang berbagai hal baik itu terkait dengan sekolah ataupun tidak sambil menunggu hujan reda.
Kelas kita tercinta telah disulap menjadi kelas yang begitu kondusif untuk pembelajaran, kawan. Proker kepsek untuk pengadaan perpustakaan dan loker udah berjalan, dispenser yang bersih dan selalu ada airnya, hehe, bahkan ada juga wastafel. Asik memang jika dibandingkan kelas regular. Betapapun berbedanya, otak ini tetap bisa mengingat memori selama 2 tahun kita menjadi penghuninya. Betapa berantakannya setiap kita selesai berulah, wah-wah..
Kawan, tak sengaja akupun mengunjungi tempat-tempat kita, walau tak sengaja ingatan ini tetap saja tertuju pada kenangan lalu.
Perpustakaan umum yang setidaknya seminggu sekali pasti kita kunjungi setiap mau berangkat les. Kolam kecil dan lahan parkir menjadi tempat yang paling banyak kenangannya. Kenapa? Entahlah.
Saat pulang di sore hari aku melewati masjid agung baiturahman, tetap saja ingatan itu kembali ke peristiwa-peristiwa lalu. Dimana kita menggunakan masjid itu untuk beribadat, untuk istirahat, untuk piknik, hehe.
Setiap sudut jalan di kota Sukoharjo sepertinya penuh dengan kenanganku bersama kalian. Karena mau kemana-mana lewatnya juga di jalan itu, ya sudahlah biarkan semuanya mengalir indah di otak sambil terus dicari hikmahnya. Aku susuri sambil menatap dengan penuh perasaan yang berkecamuk. Sedih, rindu, senang, kecewa, bahagia,entahlah. Semuanya bercampur manjadi satu. Menumpuk di hati yang membuatnya berdegup kencang yang aku pun tak mengerti pertanda apa hal itu. 


Sambil tetap fokus mengendalikan kedua stang motor hitam dengan gerimis yang sedikit-sedikit menerpa wajahku terlintas wajah kalian satu persatu. Indah sekali melihat senyum manis kalian yang tertuju padaku, meski hanya khayalan. Bahagia sekali mengingat tawa lepas kalian ketika keberhasilan menyapa salah satu dari kita. Teriakan histeris dan candaan yang selalu menghiasi berisiknya perbincangan di kelas. Subhanallah.
Barulah separo perjalanan pulang prosessor otak ini masih juga memutar kembali rekaman mulai pertama kali kita berjumpa. Ketika daftar ulang siswa aksel. Dengan seragam yang masih putih-biru tua. Dengan sok kenalnya kita udah bikin nama panggilan untuk masing-masing kita. Termasuk namaku, Rere yang berawal kala itu , Mimi untuk Mia tapi ga jadi. Chiki untuk Bintang, Ipeh untuklatifah yang akhirnya berubah menjadi Latibeb atau Ibe’, Vore untuk Dewi yang kemudian menjadi icuz, Benk2 untuk erlangga yang juga sering dipanggil Anggrek, Ucup untuk Yusuf, HTM untuk Hutomo yang juga biasa dipanggil Uut dan masih banyak lagi. Perjuangan kita untuk bersama-sama membuat atribut MOS yang keberhasilannya 5% doank mungkin, hahaha
Kemudian berjalan sampai pada tiap kali kita menerima pelajaran, makan bareng apalagi pas ada yang milad, praktikum IPA dengan jas kita, mapel olahraga yang menjadi mapel favorit karena kita gunakan sebagai ajang katarsis, hehe, kesenian dengan suka dukanya, haha, Fisika yang horor di awal namun enjoy esok dan seterusnya, PKn yang kadang bikin ngantuk (Kadang?? ), TIK yang asyik namun jadi bahasa planetnya Pak Abid dan Ucup (BTW, kok kemarin aku ga ketemu Pk Abid ya??)kimia, biologi, matematika yang kita berlomba-lomba dapat nilai perfect, hehe,Tekkim yang penuh dengan eksperimen, waw...

Kemudian teringat masa akan mengahadapi Ujian nasional dimana kita sering pula bertemu di tempat les, alfagama tempatnya pak Ranto yang penghuninya, lagi-lagi kelas aksel. Yang mana tiap beliau menjelaskan materi kita dibuat tak berdaya akan tipuan beliau (ups. Maksudnya keunikannya mengajar, hahaha) pak Untung dengan biologinya yang cap cus, pakdhe dengan fisikanya yang sering bikin otak kita berputar-putar 3600, hehehe, juga pak Ponco dengan kimianya yang mantap abis, o iya, mbak Anin yang dengan sabarnya membimbing kita di bahasa Inggris, hehe


Hmm, dimana lagi yaa??
O iya, masjid yang menjadi tempat favorit kita ketika dhuhur tiba atau juga plus plus dhuha ketika mendekati UAN, hehehehe. Kantin Mas Turnadi yang disambangi ketika hujan turun dengan genangan air di deket parkir utara, ouwh, yang karenanya juga jadi bolos fisika setengah jam, aduuuhhh. Kantin Pak Yadi yang teramat sangat favorit dengan menu nasi pecelnya, atau sotonya pas lagi pengen. Dengan jajanannya yang sering jadi konsumsi bersama di kelas. Black market yang menyediakan beraneka ragam makanan lezat harga terjangkau, haha. Yang dulunya jadi tempat favorit namun pernah juga jadi tempat yang menakutkan karena tiap kesana dan mendengar peluit Pak Abu jadi lari tunggang langgang, pernah juga kita foto-foto in itu tersangka pelaku jajan di BM (padahal kita juga jajan di sana, hehe), lagi, kamar mandi yang menjadi markas buat nyiapin kejutan kalo pengen guyur temen yang ultah atau jadi tempat ganti baju, daan lab biologi yang mana kita sering bereksperimen, yang paling ingat adalah uji hidroksidanya hati yang dihaluskan, hueekk, atau titrasinya di lab kimia,hehe. Oiya, perpustakaan yang jadi tempat favorit Mrs Dewi, hehe

Hmm, kawan, ingat pula tempat favorit buat kumpul kapanpun baik itu sebelum jam masuk, istirahat, jam kosong, pulang sekolah yaitu di depan kelas. Tempat yang nyaman yang bakal bikin kita lupa waktu, terlena dengan perbincangan panjang serta ga sadar kalo suara kita ganggu kelas sebelah, hahahaha (ssttt,,,, volumenyaaaaa!!!!! hahaha). Sssttt stooop! Emmm, mana lagi yaa??
Udah sih, di situ kan kita seringnyaa??
Kawan, aku pun teringat di saat kita ngerjain laporan biologi taauuu??? Juga laporan fisika yang dibikin serapi mungkin, hehe. Ulangan matematika yang hasilnya subhanallah yahud banget. Dan ulangan PKn sama fisika yang cukup menghasilkan nilai 3, 4, 5, astaghfirullah..
Oey aksel angkatan lima!! Lalu aku inget karya wisata kita yang ke Bandung, tapi kenapa cuma dikit yak? Ingetnya pas di hotelnya doang, pas di dufan kita pencar-pencar ga jelas gitu, hehehe. Pas ke Malang tuh banyak, terutama pas kita di kantor polisi Mojokerto, haha, asyik bener.. Aaahh, banyak deh kalo karya wisata.


Terus pas kita mulai ikut try out-try out gitu. Perdana TO STIS kan di Wonogiri? Tapi aku ga ikut, hehe. TO di sekolah, hmm. Dan UM-UM yang selalu kita bahas esok harinya. Uuh, kecewa, haha
Eemm, ke Sondokoro sebagai perayaan juaranya delano atas selai kulit semangka mereka dengan ditutup oleh menu pedas di RM mana yaa?? lupa, hehe. Sejak saat itu jadi sering deh kita saling mentraktir,. Ayo siapa yang beluuum??
Apa lagi yaa??
Kunjungan DPR? Ah ga asik, hehe





O iyaaaa,,,,,, Ujian Perkemahan 3 (UP 3) di lapangan Cemethuk,. Subhanallah, kitaaa, Ya Rabb (aku speechless nih,,,) kenapa? Karena di sana perasaanku tuh campur aduk. Kadang sebel karena kewajiban banyak, bangga karena kekompakan kita, karena keberhasilan kita memanfaatkan kulit singkong dan biji-bijian menjadi hasta karya yang subhanallah indahnya (PD bener).Terus dengan memasaknya kita dan betapa perhatiannya karena dikirim juga ke tenda putra, dengan barter teh tentunya. Si nepik sama Nour yang saling bertukar tusuk gigi (lhoh maksudnya??), giliran angkat-angkat air buat keperluan masak, sawut singkong kita sama puding singkongnya ucup dkk yang iuuhh, banyak tangan yang diragukan kesterilannya masuk di situ, hueekk. Juga teh kayumanisnya yang sedaaap sekali, hehe. Peraih tenda terbersih dan ter-rapi baik itu di tenda putra maupun putri (salut buat Resha, Bintang sama bank Aslul deh) dan yang ga bakal dilupain, aku yakin deh, adalah ketika kita pensi, awalnya mau dipisah kan? Tapi untungnya kita cuma ber 18, hehe. Dengan mengejar mataharinya Ari Lasso dan puisi yang kita sesuaiin syairnya akhirnya kita jadi juga yang terbaik, meski seri sih sama cowoknya ipa 4, hehe (jadi inget kata kak siapaaa gitu yang bilang, harusnya pensi yang dapet hadiahnya juga kalian, tapi masak kalian semua??)hahaha, berjaya deh kita. Moga aja ga lupa yah, wahai sang pengejar matahari??

Next sampai akhirya otak ini tertuju pada satu peristiwa yakni perpisahan dan pelepasan siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo di Universitas Veteran Bantara Sukoharjo. Yah, meski ga lengkap sih karena Nour sama Bank Aslul harus ke Surabaya atau Semarang sih?? (seingetku tes PTN, PLN atau UNDIP gitu deh). Wah, cantik-cantik dan cakep yaa kita (Pd abis lagi??) hehe boleh dong… Disitu rasanyaa aneehhh sekali. Kenapa? Kalo aku sendiri sih karena udah mau lulus tapi belum dapet tempat di PTN, jadilah nangis gue. Hmm, kalian gimana waktu itu? Di saat kelas aksel ga ada yang masuk 10 besar terbaik se SMANSA, bagaimana ini??? Wuaaa, malu? Enggak tuh, hehe. Mulai dari pagi kita udah berangkat bareng-bareng dari rumah Ucup kan? Setiap tahapan acara kita lalui dengan perasaan yang sedih namun bahagia, sedih kenapa acaranya “perpisahan” coba?? Bahagia karena lulus UAN tentunya. Kita foto-foto gitu yaa? Ada yang berkesan ga sih? seingetku disitu kita ga terlalu eksis  cumaa kita kan dapet foto dengan jajaran petinggi SMANSA, dan sepulang itu kita kumpul dulu kan di rumah Ucup? Ngapain? Ngapain lagi kalo ga ngobrol? Hehe.
Next, ga puas sama perpisahan di SMA kita ngadain sendiri kan?? Hehe inget baget tuh diadain tanggal 23 Mei kan yaa?? (iyalah, tanggal 22 kan Mia ultah dan aku kan lagi tes UMB di UAD Yogya, hehe). Kalo pra acaranya yakin deh kalian lebih dapet taste-nya, secara kan aku ga bisa ikut tuh kerja bakti, angkat-angkat, lobi-lobi sampai ngambil bangku di lapak PKL di alun-alun, dan menginap di RM Bu Amir, hehehe. Dan berkat doa serta kerelaan hati kalian mengizinkanku untuk tidak ikut serta, akhirnya tesku berhasil. Thanks Sob. Tapii harus denger berita kalo pak sarimin dan pak Supri kaga bisa hadir? Hmm, so sad. Acara yang singkat tapi penuh makna, hehe. Mulai dari sambutan Erlangga, Habib, pembacaan doa oleh Amik, bapak Maryono sampai pada kesan pesan Bapak Ibu guru, hiburan dari pak dimas, bu dewi. Gimana yaa, hari itu tuh rasanyaa campur aduk, sedih karena acaranya juga perpisahan, dan lagi-lagi juga karena belum dapet PTN. Yap, akhirnya perpisahan akselerasi kala itu selesai sudah lah. Wah, sekarang benar-benar kita dilepas dari SMA juga dilepas dari akselerasi.

Kawan, masih banyaak sekali peristiwa yang tidak aku tuliskan disini. Peristiwa-peristuwa yang aku yakin pasti berkesan di hati kalian, bermakna dan tak mudah pudar dari memori. Terkenang dan bisa jadi menghibur di kala sedih atau juga menambah larutnya kalian menangis ketika merasakan kerinduan itu. Kawan, aku yakin dalam diri masing-masing kita menghargai apa yang sudah kita jalani, menghargai apa yang kita namakan pertemanan, persahabatan, persaudaraan di akselerasi angkatan lima. Dalam hati terdalam kita pasti terbayang bagaimana kita di masa depan, sempat timbul suatu kekhawatiran akankah ada waktu bagi kita untuk berjumpa lagi, dalam keadaan yang lengkap tentunya, berdelapan belas dengan senyum terkembang dari wajah kita yang semoga saja berseri-seri, namun muncullah secercah cahaya yang menguatkan dan menghibur, bahwa kita, 5th generation of accel adalah jiwa-jiwa yang memiliki komitmen terhadap apa yang ingin kita raih. Bukankah sejak dulu kita telah merajut mimpi bahwa kelak kita akan dipertemukan dalam keadaan tiap-tiap kita telah meraih kesuksesan, bukankah kita juga telah merencanakan untuk membuka dan membaca serta menyeleksi apakah impian kita tercapai di kapsul waktu kita sepuluh tahun lagi? Dengan suatu komitmen yang mengantarkan kita untuk tetap gigih berusaha meraih cita-cita kita, menjadi orang sukses, orang bermanfaat dan membahagiakan Tuhan serta orang-orang di sekitar kita. Meraih agungnya nikmat Tuhan, terus menapak sampai tak ada jalan untuk ditapaki.
Terus berjuang kawan, di jalan kita masing-masing. Karena berawal dari satu titik, kita akan menyebar manfaat ke seluruh penjuru mata angin, memberikan warna-warna yang indah bagi dunia kita, sampai terbentuk kombinasi yang eksotis, itulah kita. Dengan berbagai Perguruan Tinggi, berbagai program studi, jadilah kita optimal di bidang kita, memahami dengan keikhlasan dan semangat tentunya. Tetaplah berbagi cerita, karena pengalamanmu adalah pelajaran hidup bagi yang lain. Karena ceritamu adalah gambaran bagi yang lain untuk menjalani hidup. Semangat di saat sendiri, menyemangati di saat bersama, karena mood baik itu juga menular. Selalu sebarkan energy positif 

13 Januari telah sampai di senjanya, waktunya aku pulang dengan terlebih dahulu maen ke rumah Amik. 13 Januari yang aku rasakan seperti mengulang sepenggal kisah kita di masa lalu. Kisah yang indah dan akan terus tetap berlanjut keindahannya,. Karena kita 5th generation of Accel.. Love U and Miss U all my friends. Now, till the end of my time.


Pure love for my beloved friends: Amik Agisti, Bintang Riski Pangestika, Dewi Kusumawati, Dinar Wisnu Wardhani, Dyah Ayu Kusuma Wardani, Erlangga Maharesi, Hutomo Adhi, Latifah Safriana, Mariana Ulfa, Mia Putri Melani, Nasrul Arfianto, Nourma Mei Shinta, Nur Rahma Fauziah, Pristiawan Navy Endraputra, Resha Gracika Susanto, Seto Margo Pramono, Yusuf Taufiq Hidayad.

Jumat, 14 Januari 2011

(KRL Ekonomi) Perjalanan yang .....



“Makanya punya mata buat liat dong! Jangan pura-pura buta!”
“Apa Lu! Dasar *n*i*g!”
“Hei. Kurang ajar Lu. Cari tempat lain jangan nyerobot”
“Ye siapa juga yang nyerobot. Lu tu yang nyerobot jatah gua. Orang biasanya gua yang disini!”

Untungnya ga terjadi adu fisik kala itu. Di KRL yang padat gimana ceritanya kalau sampai ada adu fisik?
Perjalanan dengan KRL Depok-Jakarta, Jakarta-Depok, Depok- Bogor, Bogor-depok. Bersama puluhan penumpang lain. Hal itu hanyalah salah satu dari berbagai macam kejadian di kereta. Dua hari berkelana dengan KRL telah kutemui anak kecil peminta-minta yang karena apa yang didapatnya tak sesuai dengan apa yang ia inginkan membuatnya hendak terjun bebas dari KRL ekonomi Depok-Bogor. Berteriak histeris seperti orang yang memendam kemarahan mendalam dan ingin meluapkannya. Pedagang asongan lalu lalang,apapun dijajakan demi mendapat sejumlah rupiah. Pengamen dengan alat seadanya dan suara yang pas-pasan jika tidak boleh dikatakan jelek. Sampai copet yang mencari rupiah dengan cara paksa. Beresiko nyawa kalo sampai ketangkap basah.

Lelah dan trenyuh melihat pemandangan dalam kereta yang begitu menyedihkan, kupalingkan muka ke arah jendela. Sawah-sawah yang terkadang hijau, kadang kering, lahan kosong, kompleks bangunan perumahan dengan pagar tinggi sampai hunian pinggir rel dengan kali yang kotor, banyak sampah, kumuh,padat dengan gerobak-gerobak pengangkut rongsokan. Anak-anak beringus rambut kusut tanpa alas kaki bermain petak umpet, berlarian. Masya Allah, lebih memprihatinkan.

Bertolak dari KRL kembali ke Universitas Indonesia, betapa banyak anak kecil yang berjualan stiker, koran, tissue atau sekedar menengadahkan tangan sambil “please give me some money, I want to eat”. 

Sering aku bertanya, mengapa harus ada hal semacam itu sementara di televisi diiklankan produk-produk mahal, ditayangkan sinetron-sinetron yang menggambarkan kehidupan serba kaya. Para pemimpin bangsa mengendarai mobil dinas mewah dengan pengawalan ketat. Di kampus pun mahasiswa yang baru beberapa bulan lalu lulus SMA sudah mengendarai mobil pribadi. Mengapa semua begitu senjang?
Perbaikan macam apa yang harus ada di negeri ini? Bukankah sudah terlalu sulit untuk mengubahnya?

Ya Allah pantaskah hamba untuk berputus asa?
Untukku dan semua orang yang masih peduli dengan perbaikan bangsa, ingin sekali bangsa ini menjadi apa yang dinamakan madani. Yang mempunyai kesejahteraan dari berbagai aspek. Yang semua orang mempunyai kesadaran untuk berbagi, untuk peduli, mempunyai kesadaran untuk melakukan perubahan. Yang senantiasa mengevaluasi diri, memperbaiki diri dan berusaha memperbaiki orang-orang di sekitarnya. Allah,ingin sekali rasanya engkau memberikan kebulatan tekad dan kemudahan untuk bertindak bagi hamba dan orang-orang di negeriku.

Harapan. Aku yakin dengan harapan masih ada sesuatu yang ingin dicapai, masih ada sesuatu yang akan diusahakan. Masih ada celah-celah perubahan itu, masih ada. Pesimis namun tetap berusaha dan mempunyai target daripada mempunyai target tapi pesimis. Semoga semuanya menjadi lebih baik.

Kamis, 13 Januari 2011

Belajar dari.......


Jika anda masih berpikir bahwa ketakutan terhadap masa depan akan membuat anda fokus mencapai tujuan hidup atau menjalani sesuatu karena tuntutan orang lain sementara anda tak pernah mencintai dan menikmati apa yang anda kerjakan, maka kesuksesan tak akan pernah menghampiri anda!!!!



Pernah nonton 3 idiots??
Ranchhoddas Shyamaldas Chancad membuktikannya. Film diproduksi oleh Rajkumar Hirani ini menceritakan tentang kehidupan mahasiswa Imperial College of Engineering, sebuah Universitas terbaik di India yang mencoba mendobrak sistem pendidikan dengan sikapnya yang berani dan beresiko,
menceritakan kehidupannya di kampus dengan sahabat dan lingkungannya juga perihal cintanya.
ICE dipimpin oleh seorang guru besar yang cerdas namun otoriter dan kurang bijaksana dalam memutuskan suatu perkara.
Tiga kata yang menjadikan sang guru besar menjadi sosok yang perfeksionis adalah keyakinannya bahwa hidup adalah perlombaan, jika tidak cepat maka orang lain akan mengalahkanmu dan meninggalkanmu lebih jauh. Dengan dipimpinnya ICE oleh Veeru Shahasthrabudhi, ICE menjadi universitas terbaik, menghasilkan lulusan yang unggul dan menjadi universitas yang sangat selektif dalam menerima mahasiswa baru. Sistem pendidikan di ICE memposisikan mahasiswa sebagai robot dengan tuntutan untuk mendapat nilai sempurna, untuk menjadi orang nomor satu meskipun tidak memahami dan tidak menikmati indahnya ilmu pengetahuan.
Rancho yang diperankan oleh Amir Khan merupakan sosok yang selalu mencari esensi dari apa yang dilakukannya. Pola pikirnya yang out of the box membuatnya selalu bisa mengatasi masalah dengan cara-cara yang mengagumkan. Ia selalu memotivasi Farhan Qureshi yang diperankan oleh Sharman Joshi untuk memilih jalan hidup sesuai passion bukan karena paksaan. Farhan merupakan mahasiswa yang berbakat dan mencintai dunia fotografi namun kuliah di Institut Teknik, hal itu membuat nilai-nilainya selalu ancurr. Satu lagi sahabat Rancho adalah Raju Rastogi yang sangat mencintai mesin namun tidak pernah mendapat hasil baik dalam proses belajarnya, hal ini dikarenakan Raju mempunyai ketakutan yang berlebihan atau dalam ilmu psikologi disebut neurotical radicalism dalam menatap masa depannya. Raju yang diperankan oleh M. Mardhavan merasa bahwa dengan menjadi insyinyur maka ia dituntut untuk mengentaskan kemiskinan keluarganya. Rancho belajar bukan untuk mendapat ijazah seperti yang diinginkan kebanyakan orang, tetapi untuk mendalami hal yang menjadi kecintaannya. Rancho merupakan sosok mahasiswa yang sukses sekaligus dapat menyukseskan orang lain.
Dilihat dari sisi psikologi, Rancho menerapkan Hierarchy of Needs yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam hidupnya. Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, Rancho berusaha menciptakan rasa aman bagi dirinya dan teman-temannya dalam belajar di ICE, yakni dengan menikmati materi bukan memaksa diri untuk memahami. Rasa cinta dari sahabat dan orang-orang di sekitarnya membuat Rancho semakin mantap melangkah sebagai mahasiswa Institut teknik, hal itu juga dirasakan oleh Raju. Dan Farhan yang telah beralih menjadi fotografer profesional. Penghargaan menurut Rancho sangat penting, mulai dari menghargai kemampuan diri sendiri sehingga mampu berprestasi maka penghargaan dari orang lain akan muncul dengan sendirinya. Dorongan ini yang membuat Rancho menuntut sang guru besar untuk tidak melepas tangan muridnya yang lemah. Setelah semua tahap terlampaui, Ranchoddas, Raju dan Farhan dapat mengaktualisasikan diri mereka sesuai passion mereka. Menjadi ilmuwan yang mempunyai 400 hak paten, konsultan perusahaan yang handal serta fotografer profesional. Aktualisasi diri juga dirasakan Rancho dalam hal cinta yang berawal dari keberaniannya akhirnya Rancho dapat menikah dengan Phia, orang yang dicintainya.
Suatu pembelajaran yang sangat berharga dari film ini, bahwa jangan belajar untuk menjadi sukses tetapi belajar untuk membesarkan jiwa, dengan kebesaran jiwa akan tercapai kesempurnaan maka kesuksesan akan mengikuti. Melakukan suatu hal dengan memahami esensinya, menikmati keindahannya akan membuat segala kesulitan yang ada terasa mudah, dapat mengembangkan diri sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Nilai persahabatan yang juga sangat patut menjadi teladan. Dalam persahabatan selain selalu menemani dalam suka dan duka seperti yang selama ini banyak orang katakan juga bagaimana kita dapat mengarahkan teman untuk melakukan hal terbaik dalam hidupnya, memberi motivasi dan rela berkorban. Film Bollywood 3 idiots memberi kita pencerahan, bahwa seperti itulah seharusnya kita hidup
berprestasi dengan membuat orang lain berprestasi, bermanfaat bagi orang lain...
semoga Tuhan mempermudah langkah kita...